Sejarah Patung Biawak


 Sejarah Patung Biawak Wonosobo

Dahulu kala, di sebuah desa kecil di kaki Gunung Sindoro, hiduplah seorang petani tua bernama Mbah Tego. Ia hidup sederhana dan bersahaja, setiap hari bertani dan bercocok tanam di ladang dekat sungai kecil yang jernih. Sungai itu dikenal oleh warga desa sebagai Sungai Siluman karena banyak kejadian aneh terjadi di sekitarnya.

Suatu hari, saat sedang mencangkul, Mbah Tego melihat seekor biawak besar dengan sisik berkilau seperti batu permata. Biawak itu tidak seperti biawak biasa. Ia tampak bijak, matanya tajam, dan gerak-geriknya tenang. Bukannya lari, biawak itu justru mendekat dan menatap Mbah Tego. Anehnya, Mbah Tego mendengar suara dalam hatinya, seolah biawak itu berbicara kepadanya:

“Wahai manusia tua yang bijak, aku adalah penjaga tanah ini. Aku telah lama mengawasi desa kalian. Namun bahaya akan datang jika kalian tidak menjaga alam dan sungai ini.”


Mbah Tego terkejut, tapi ia percaya pada firasatnya. Sejak hari itu, ia mulai mengingatkan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, menjaga hutan, dan merawat sungai. Banyak warga awalnya tidak percaya, tapi ketika sungai mulai tercemar dan panen gagal, mereka baru sadar. Mereka pun mengikuti nasihat Mbah Tego.

Suatu malam, terjadi banjir besar. Hutan yang dulu rimbun sudah banyak ditebangi. Namun, anehnya, rumah Mbah Tego dan ladangnya tetap utuh. Warga meyakini ini karena perlindungan dari biawak penjaga.

Setelah kejadian itu, biawak besar tak pernah terlihat lagi. Namun, sebagai penghormatan dan pengingat akan pentingnya menjaga alam, warga membangun sebuah patung biawak di pusat kota Wonosobo. Patung itu berdiri kokoh, melambangkan kebijaksanaan, perlindungan, dan hubungan manusia dengan alam.

---

Makna Patung Biawak:

Biawak: Melambangkan kewaspadaan dan penjaga lingkungan.

Sisik berkilau: Melambangkan kekayaan alam Wonosobo yang harus dijaga.

Sungai: Simbol kehidupan dan keseimbangan alam.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malin Kundang

Asal Mula Kabupaten Kendal