Asal Mula Kabupaten Kendal


 “Bayang di Bawah Pohon Kendal”


Angin sore berhembus lembut di tepian Sungai Bodri. Cahaya jingga matahari membias di permukaan air, menciptakan pantulan yang menenangkan. Dara, gadis SMA asal Jakarta, duduk termenung di bawah pohon besar yang rindang.


Sudah dua minggu ia berada di Kendal, mengikuti ibunya yang sedang dinas di Dinas Pendidikan setempat. Awalnya, Dara merasa bosan. Ia rindu pusat perbelanjaan, kopi kekinian, dan kebisingan kota. Tapi segalanya mulai berubah sejak ia bertemu Mbah Sastro, penjaga taman tua di alun-alun Kendal.


"Ndhuk, kau tahu kenapa kota ini dinamakan Kendal?" tanya Mbah Sastro, sambil menata bunga kamboja di tepi jalan.


Dara menggeleng.


Mbah Sastro lalu menunjuk ke pohon besar di dekat masjid tua. "Itu namanya pohon kendal. Konon, dulu ada wali penyebar Islam bernama Syekh Joko Bahu yang menemukan pohon ini. Dari situlah nama Kendal berasal."


Dara mulai tertarik. Ia lalu sering datang ke alun-alun, duduk di bawah pohon kendal, dan mendengarkan kisah-kisah masa lalu. Ia jadi tahu bahwa Kendal dulu adalah pelabuhan penting, bahwa Kaliwungu disebut Kota Santri, dan bahwa air terjun Curug Sewu menyimpan mitos tentang pelangi yang membawa keberuntungan.


Hingga suatu sore, Dara melihat seorang anak kecil menangis sendirian di tepi sungai.


"Namamu siapa?" tanya Dara sambil mendekat.


"Aku Bayu. Aku nyasar, Kak," jawab anak itu sambil terisak.


Dara menggandeng Bayu dan membawanya ke pos ronda terdekat. Saat hendak pamit, Bayu berkata, “Terima kasih ya, Kak. Kalau Kakak ke Curug Sewu, bilang ya. Aku suka main di sana.”


Beberapa hari kemudian, Dara kembali ke taman, bertemu Mbah Sastro, dan menceritakan pertemuannya dengan Bayu.


Mbah Sastro tampak kaget. “Bayu? Bocah kecil? Ah… itu anak yang hanyut di Sungai Bodri beberapa tahun lalu… Tapi katanya suka muncul kalau ada orang baik…”


Dara tercekat. Ia menoleh ke arah pohon kendal, tempat pertama kali ia duduk saat tiba di Kendal. Daun-daunnya bergetar pelan, seolah menyapa.


Sejak hari itu, Dara tak lagi ingin buru-buru pulang ke Jakarta. Baginya, Kendal bukan sekadar tempat, tapi kenangan, cerita, dan keajaiban kecil yang mengubah hidupnya.


Pesan Cerita:

Setiap tempat memiliki cerita. Kadang, sebuah kota kecil seperti Kendal menyimpan makna besar jika kita mau membuka hati dan mendengarkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Patung Biawak

Malin Kundang